Kamis, 18 Desember 2014

ANTARA DATA, BERITA DAN REALITA

ANTARA DATA, BERITA DAN REALITA
Perjalanan Menuju Dusun Bihe Jaya Desa Ipilo Kec, Gentuma Raya

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) merupakan program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat. Program ini berupaya  mendorong masyarakat  supaya mandiri dan dapat melepaskan diri dari kemiskinan sehingga dapat hidup sejahtera. Apakah masyarakat perdesaan dengan pengetahuan pas-pasan bisa lepas dari belenggu kemiskinan hanya dengan satu komandu kalian HARUS BERUBAH.....!!!!!, Apakah masyarakat bisa sejahtera hanya dengan diberikan UANG....!!!!, tidak...., bagaimana pola berfikir masyarakat bisa berubah tentunya harus dengan diberikan pemahaman dan penjelasan dengan bahasa yang bisa terterima oleh hati dan pikiran mereka, disinilah peran pelaku pemberdayaan yang dikenal oleh masyarakat adalah fasilitator (FK) untuk dapat melakukan semua itu. Hal ini dapat diwujudkan dengan sumbangsi saran, pikiran, sikap, perilaku, dan tindakan untuk mengajak masyarakat meninggalkan kemiskinan untuk merebut satu kata yaitu “sejahtera”.... dengan demikian untuk menyikapi issu yang berkembang dimasyarakat Gorontalo Utara khususnya Kecamatan Gentuma Raya, yang tentunya hal itu menjadi menjadi beban moril dan menjadi suatu pekerjaan rumah bagi pemangku kepentingan yang ada di Kecamatan Gentuma Raya terutama pemerintah kecamatan, dimana seperti yang sempat disuarakan oleh salah seorang Anggota Legislatif yang berasal Gentuna Raya melalui tulisan disalah satu halaman surat kabar terkenal di gorontalo yang menyatakan bahwa siswa di 1 dusun di Desa Ipilo tidak sekolah, dan yang lebih memprihatinkan lagi bahwa lembaga yang paling bertanggung jawab terhadap keberlangsungan pendidikan dalam hal ini dinas pendidikan kecamatan ternyata mengatahui hal itu tetapi tidak mempunyai data yang riil dan pasti.
Perjalanan Melewati Puncak dan Pepohonan menuju Dusun Bihe Jaya

 Mengingat bahwa diKecamatan Gentuma Raya merupakan salah satu kecamagtan yang dipercaya oleh pemerintah menjadi salah satu lokasi pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan dan Generasi sehat Cerdas yang salah satu kegiatannya juga tak lepas dari memperhatikan keberlangsungan pelaksanaan pendidikan, maka  dengan melihat permasalahan tersebut tentunya mengundang rasa prihatin dari berbagai pihak termasuk pelaku pemberdayaan yaitu  “Fasilitator”.  Untuk menyikapi pemberitaan tersebut serta hasil kunjungan Tim Specialist Provinsi dan Tim  Faskab PNPM Generasi Sehat Cerdas di Dinas Pendidikan dan Olah Raga Kecamatan Gentuma Raya yang mendapat informasi dari salah satu staff yang memberikan informasi bahwa ada sekitar 50 siswa usia SD yang berada di dusun tersebut yang tidak sekolah dan terancam putus sekolah dikarenakan lokasi sekolah yang cukup jauh dari pemukiman warga, maka kami Tim Fasilitator Kecamatan yang ada di Gentuma raya segera berkoordinasi dengan kepala desa, dibenarkan bahwa memang ada beberapa kepala keluarga beserta anak-anak yang bermukim diatas pegunungan tersebut dan mereka sebagian besar adalah pendatang, kami pun menyampaikan kepada kepala desa ingin mengunjungi warga yang ada disalah satu bagian dari dusun bihe jaya tersebut yang letaknya berada diatas diperbukitan untuk memastikan infomasi yang disampaikan melalui surat kabar serta informasi dari dinas pendidikan.
Jum’at tanggal 17 Oktober 2014 pukul 08.00 WIG (waktu indonesia bagian gentuma) saya sendiri sebagai fasilitator PNPM MPd, Ibu Isnawati K. Baderan fasilitator PNPM GSC yang didampingi suami, Bapak Irvan Olii (Kades), Ibu Ewin, dan Bapak Galib sebagai pelaku PNPM di Desa Ipilo mendampingi kami kepuncak bihe jaya untuk dapat bertemu dengan masyarakat yang ada dipuncak bukit tersebut.
FK dan kepala Desa Mewawancarai Penduduk Dusun Bihe Jaya

Dengan berjalan kaki yang melewati pematang sawah yang sudah tidak ditumbuhi rumput yang diakibatkan oleh musim kemarau, serta mulai memasuki wilayah perbukitan langkah kaki yang diiringi dengan canda tawa beranjak menelusuri permukaan bukit yang mulai menanjak yang sesekali diselingi dengan beristirahat dibawah pepohonan. Setelah berjalan kurang lebih 4 jam dengan melewati perbukitan yang tumbuhan dan pepohonan dengan daun-daun yang sudah kering, serta melewati permukaan bukit yang menanjakan dan menurun dengan kondisi yang agak sedikit berbahaya kami pun sampai disalah satu rumah penduduk tanpa penghuni yang ditinggal pergi ke kebun. Setelah beberapa menit kami beristirahat kami didatangi oleh salah seorang tetangganya dan pada saat itu juga merupakan salah seorang warga yang kami wawancarai dan tak lama kemudian datang pemilik rumah tempat kami beristirahat.Dari hasil wawancara tersebut kami mendapat informasi bahwa diloasi tersebut terdapat kurang lebih 10 KK dan siswa usia sekolah berjumlah 9 orang( 8 orang siswa SD dan 1 orang siswa TK ), namun mereka membenarkan bahwa anak-anak mereka akan terancam putus sekolah karena rutinas mereka untuk kesekolah memang jauh dari harapan, hal ini diakibatkan oleh jauhnya lokasi sekolah dan jalan yang dilewati cukup beresiko untuk dilewati anak-anak. Nah informasi yang kami dapat dari penduduk yang berada disana sangatlah bertolak belakang dengan apa yang diberitakan disurat kabar dan yang disampaikan oleh dinas pendidikan setempat. Namun semua pihak tidak harus menutup mata dengan kondisi disana, ada Calon-calon generasi penerus perjuangan bangsa yang harus diselamatkan pendidikannya...!!!!!!
Akhir dari Perjalanan di Desa Ipilo Dusun Bihe Jaya

Selamatakan Generasi Penerus Bangsa Kita,,,!!!
kalau tidak sekarang....!!! Kapan Lagi. .. ???



Tidak ada komentar:

Posting Komentar